Think positive

Wednesday 6 November 2019

Belanja di kawan sendiri


Kebutuhan pokoknya banyak. Sayangnya kita belum mampu saling memasok. Kita lebih suka belanja ke yang lebih murah meski milik orang lain.

Paseduluran masih terasa slogan. Ukhuwah masih jadi barang mewah. Seorang kawan mencoba menjajal lini ini. Kulakan sembako dan tawarkan sama kawan lain.

Ada yg sinis, nyinyir tapi ada juga yang support. Setelah menyelami lama bisnis ini kawan itu baru sadar bahwa soal dukung mendukung ekonomi ini butuh kesabaran extra hard.

Mengedukasi kawan emang susah. Terutama tuk mendahulukan belanja di kawan sendiri. Butuh effort yang sangat tinggi.

Saya dengar ada sebuah pesantren. Segala kebutuhan harian dipasok warga sekitar pesantren. Berasnya di bapak siapa, gulanya di bapak siapa, sayurannya di bapak siapa. Lengkap.

Warga senang karena kehadiran pesantren membantu perekonomian mereka. Sehingga uangnya berputar di kalangan mereka sendiri dan benar benar membahagiakan rakyat jelata.

-burhan s.

Sunday 10 July 2016

Belajar dari Eder Portugal di Euro 2016


Final sepak bola Euro 2016 mempertemukan Portugal dengan Perancis.

Cideranya Ronaldo sebagai ujung tombak Portugal rasanya tidak mungkin lagi Portugal bisa menang dari Perancis.



Tapi Allah berkehendak lain, segala sesuatu penuh dengan kemungkinan.
Perancis yang dinilai berpeluang juara karena memiliki lebih banyak pemain bintang dan bermain di negara sendiri, harus terima dengan kekalahannya (0-1) dari Portugal
setelah pemain pengganti Eder berhasil membobol gawang Perancis di babak pertambahan waktu.

Dari pertandingan ini kita bisa belajar bahwa kehilangan seseorang yang penting dalam hidup dan besarnya masalah yang dihadapi itu bukan akhir dari segalanya dan bukan untuk dihindari.
Selama masih ada waktu untuk berusaha bangkit, masih banyak peluang yang akan terjadi karena dunia ini penuh dengan kemungkinan, sesuatu yang tidak mungkin bisa jadi mungkin dibeberapa detik kedepan.


Thursday 26 May 2016

Sudut Pandang




Ya! sudut pandang.

Kita sering menganggap benar apa yang menurut kita benar, sering menilai baik apa yang menurut kita baik dan mengabaikan suara orang lain.

Setiap orang pasti punya pandangan tersendiri dalam menilai sesuatu. Berikan kesempatan pada orang lain untuk menyampaikan pandangannya, kelak kita akan lebih mengetahui dengan jelas apa sebenarnya yang sedang kita lihat.

Kebenaran hakiki adalah milik-Nya, Allah lah pemilik alam semesta Yang Maha Tau apa yang Dia ciptakan.

Monday 2 May 2016

Belajar dari Siput


Pada suatu hari seekor siput mengeluh karena merasa beban hidupnya terlalu berat. Ia harus kesana-kemari membawa cangkangnya.
"Betapa bahagianya aku jika tidak memiliki cangkang, aku bisa berjalan lebih cepat dari ini", keluh siput.
Disaat siput mengeluhkan bebannya bertemulah ia dengan sang lintah.

Siput : "Hai lin, apa kabar?"
Lintah : "Alhamdulillah baik put. Kamu sendiri gimana put?"
Siput : "Alhamdulillah saya juga baik, cuma saya lagi kesel nih."
Lintah : "Kamu kesel kenapa?"

Siput : “Tuhan tidak adil memberi beban hidupku lin, kemana-mana aku harus membawa cangkangku, tidak seperti dirimu. Seandainya saja aku tidak punya cangkang seperti ini pasti jalanku lebih cepat.”
Lintah : “Jangan begitu put, kamu seharusnya bersyukur masih punya cangkang. Coba lihat diriku, belum tentu tidak punya cangkang bisa berjalan lebih cepat. kalau siang hari badanku langsung tersengat sinar matahari, apalagi kalau ada pemangsa dengan mudahnya mematuk diriku. Seandainya saja aku punya cangkang seperti dirimu put.”


Hikmah dari kisah ini adalah jangan mudah mengeluh dengan beban hidup yang kamu miliki. Syukurilah, karena bisa jadi bebanmu memberikan manfaat bagimu. Jangan mudah terpesona dengan kesempurnaan yang dimiliki orang lain, karena belum tentu kehidupannya lebih sempurna darimu.